Senin, 16 Juni 2008

Taman Nasional Siberut, Kepulauan Mentawai


Pulau Siberut merupakan salah satu di antara gugusan kepulauan Mentawai di Sumatera Barat yang memiliki ekosistem yang tinggi. Pulau ini terletak sekitar 100 – 155 km dari sebelah barat kota Padang yang dipisahkan oleh Selat Mentawai, seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove
Hutan di taman nasional relatif masih alami, yaitu dengan banyaknya pohon-pohon yang besar dengan tinggi +.60 meter.
Taman nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu Bokkoi (Macaca pagensis), Lutung mentawai/Joja (Presbytis potenziani), Bilao (Hylobats klossii), dan Simakobu (Simias concolor). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik).
Taman Nasional Siberut merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfir biosfir karena keunikan dan pentingnya ekosistem pulau tersebut.


Karakteristik Endemik



Pulau Siberut telah terpisah lebih dari ½ juta tahun yang lalu oleh air laut dari daratan Asia. Proses pemisahan sejak zaman Es (Pleistocene) ini telah menjadikan Pulau Siberut memiliki keunikan flora, fauna, ekosistem, kebudayaan masyarakat asli dan kehidupan yang bertajhan serta terlepas dari proses evolusi yang dinamis. Akibat proses isolasi yang lama ini menjadikan timbulnya sifat endemik bagi flora dan fauna.
Walaupun hutan di Siberut, termasuk hutan tropis, karena mempunyai curah hujan dan suhu yang cukup tinggi, Namun susunan hutan di pulauini, memiliki keunikan-keunukan tertentu yang berbeda dengan hutan tropis lainnya.


Kekayaan Flora

Tipe Hutan Siberut didominasi oleh vegetasi dipterocarpaceae, rawa dan hutan mangrove. Hasil penelitian LIPI di Siberut terdapat sekitar 846 jenis tumbuhan yang terdiri dari 390 marga dan 131 keluarga. Selain tumbuhan yang ada rata-rata 15 % adalah jenis endemik.



Hutan Dipterocarpaceae
Terdapat di derah punggung (puncak-puncak) bukit dengan potensi ekonomi, ekologi dan hidrologis yang tinggi. Jenis dominan di daerah Siberut Utara adalah marga Diptericarpus. Sedang didaerah Siberut selatan adalah jenis-jenis Shorea dan Hopea. Jenis flora endemiknya adalah Horsfieldia macrothysa dan Mesua cathrinae.

Hutan campuran

Merupakan type paling luas dan meiliki biodiversity paling tinggi terdapat di daerah pamah pada lembah sampai lereng-lereng perbukitan dibawah hutan Dipterocarpaceae jenis endemisnya adalah Aporusa quadrilocularis, Diospyros brevicalyx, Drypetes subsymmetrica, Horsfieldia macrothysa dan Mesua catharinae.

Hutan Pantai
Umumnya ditemui di sepanjang pantai barat dengan dominasi Baringtonia, banyak ditumbuhi pandan, cemara laut dan memiliki jenis endemik Drypetes subsymmetrica.

Hutan Rawa
Pada bentangan pamah datar yang tergenang air. Hutan ini mempunyai jenis flora khusus dan terbatas serta didominasi oleh Terminalia phellocarpa. Tumbuhan tanah terdiri dari rotan, pandan dan palm berbulu dengan jenis endemik Horsfieldia macrothysa.

Hutan Mangrove
Tidak kurang dari 63% jenis pohon hutan mangrove yang ada di Indonesia di jumpai di Pantai Timur Pulau Siberut dimana terdapat laut dangkal dan banyak sungai yang mengedapkan lumpur. Jenis-jenis yang ditemui antara lain dari marga Rhizophora, Bruguiera dan Sonnetaria.

Hutan Terganggu (Sekunder)
Berhubung erat dengan faktor sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan dan umumnya terletak dekat dengan pemukiman dan aliran sungai. Hutan terganggu ini akibat dari gangguan masyarakat seperti pembakaran atau hutan sekunder bekas HPH.

Tegakan Sagu
Tersebar di lahan rawa. Pohon Sagu Metroxylon sagu di pulau ini memiliki batang besar dan tinggi sampai dengan 18 meter yang merupakan cadangan dan bahan sumber pangan (karbohidrat) bagi masyarakat Siberut sejak ratusan tahun yang lalu.



Kekayaan Fauna







Fauna yang paling menarik dan merupakan kekayaan luar biasa adalah empat species primata endemik yang hanya dimiliki oleh kepulauan Mentawai yaitu:

# Bilou atau Siamang edil ( Hylobates klosii ).
Sejenis owa yang hanya terdapat di Pulau mentawai. Primate ini memiliki suara yang indah dan merupakan dasar dari suara owa–owa yang ada di Asia, hidupnya berkeluarga.

# Simakubo atau Monyet ekor babi (Simia Concolor)
Cirinya sangat unik dan lebih dekat kekerabatanya dengan bekatan yang hidupnya di Kalimantan. Simakobu yang berwarna emas ditakuti penduduk, bila tertangkap, tengkoraknya tidak disimpan di dalam rumah.

# Joja atau Lutung Mentawai (Presbytis potenziani)
Salah satu 8 jenis Lutung di Indonesia yang paling indah. Kehidupan sosialnya berbeda dengan jenis primata lainnya, jantan dan betina bersuara dengan prilaku primitif, satu jantan dengan beberapa betina (harem).


Tercatat 27 jenis mamalia yang ditemukan, dimana 65% merupakan jenis endemik dengan mamalia terbesar adalah rusa sambar (Cervus unicolor oceanus). Kemudian kelelawar, lima jenis tupai, tiga jenis tikus, loga / bajing hitam (Callosciurus melanogaster).
Pada ekosistem laut danpantai terdapat ikan duyung (Dugong dugon), lumba-lumba mulut botol, ikan hias dan formasi bertumbu karang yang menarik. Paling sedikit 116 jenis burung dan hanya memiliki satu species endemik yaitu burubg hantu mentawai (Otus mentawai).
Kekayaan reptilia dan amfibi meliputi:
Ular sanca kembang (ular pemangsa utama), terdapat satu species endemik dari ular Calamaria klossi dan satu sub species endemik Boiga nigreceps brevicaudata, buaya muara (Crocodylus porosus), tiga species kura-kura laut Chelonia mydas (kura-kura hijau), Eretmochelys imbricata (kura-kura Hawksbill), Dhermochelys coriacata (kura-kura tempurung). Jenis invertebrata diantaranya Acridiae, Zeroptera, Amathusiidae, Araneae, Cicadiae dan kepiting air tawar, molusca air tawar dan kepiting air tawar (Palecypoda), polymesoda, Gastropoda serta Ephemeroptera (serangga



Tumbuhan Obat

Terdapat kurang lebih 503 jenis dari 109 famili tanaman yang terdapat di Pulau Siberut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai bahan ramuan obat tradisional oleh Dukun Pengobatan (Sikerei). Tumbuhan tersebut adalah pasak bumi (Eurycomia Latifalia), Calan sp (demam pada anak-anak), Phaeannthus sumatranus (infeksi mata), Pteris guardriaurita (ganguan roh halus), Polythia subcordata (epilepsi), Agelaea trinervis (sakit gigi), Ocimum sanctum (sariawan), Auricalatun (darah tinggi) Garciniadioica, Amomum sp (sakit perut, formicarium (malaria), Piper sarmentosum (keguguran), Etlingera sp (pegel linu), Rinorea sp (mengurangi berat payudara) dan lain-lain.

Anggrek (Orchid) dan Paku-pakuan


Anggrek di Siberut sangat bervariasi dab beberapa jenis menjadi bahan pemuliaan yang penting. Lebih kurang dari 98 jenis anggrek yang ditemukan.
Sedangkan paku-pakuan di Siberuit mempunyai arti penting di dalam kehidupan. Banyak digunakan sebagai sumber makanan (sayur) dan untuk bahan kerajinan (paku ekor kuda).
Upaya Pelestarian
Salah satu upaya didalam menjaga kekayaan ekosistem dan keanekaragaman hayati di Pulau Siberut sejak tahun 1994 Departemen kehutanan, Ditjen PHPA melaksanakan proyek Pengembangan Konservasi Alam Terpadu (ADB Loan No. 1187–INO (SF)) dengan tujuan meningkatkan perlindungan atau pelestarian ekosistem Hutan Tropis dan keanekaragaman hayati di Taman Wisata Alam Ruteng (NTT) dan Taman Nasional Siberut (Sumbar) melalui Sistem Konservasi Alam terpadu atau (Integrited Protected Area System (IPAS).
di Pulau Siberut dapat dilihat budaya masyarakat mentawai yang berada di dalam dan sekitar taman nasional. Dalam banyak hal, masyarakat Mentawai merupakan suku bangsa yang paling kuno di Indonesia (masih sangat tradisional dan sebagian besar masih menganut paham aninisme), Kegiatan sosial di Pulau Siberut dipusatkan di sekitar UMA, yaitu suatu rumah bersama yang berukuran panjang dan dihuni oleh 30 - 80 orang.


Lokasi/Objek yang Menarik untuk Dikunjungi

Madobak, Rokdok, Matotonan, Rorogot, Butui, Teteburuk, Selaoinan, dan Mailepet.
Kegiatan yang Dapat Dilakukan, antara lain:
• Menjelajahi Hutan,
• Menyelusuri Sungai,
• Wisata Sumber Air Panas,
• Wisata Air Terjun,
• Wisata Bahari,
• Pengamatan Satwa dan Tumbuhan
• Wisata Budaya (rumah UMA dan tarian religius)

Pantai Sagulubek dan Pantai Masilok

Kegiatan yang Dapat Dilakukan, antara lain:
• Olahraga berselancar dan menyelam/snorkeling ditaman laut/hutan bakau
Musim Kunjungan Terbaik: Pada bulan Januari s/d September.




Mentawai, Surga Selancar Dunia di Sumatera



Indonesia memiliki kekayaan bahari tingkat dunia. Mungkin pernyataan ini sering didengung-dengungkan mengingat sebagian besar wilayah kedaulatan Indonesia adalah laut. Tapi tak banyak orang Indonesia tahu tentang potensi besar kelautan negaranya selain bidang perikanan dan wisata pantai. Indonesia memiliki sekitar 600.000 km persegi wilayah terumbu karang dan merupakan negara yang memiliki wilayah terumbu karang terluas di dunia.

Indonesia juga memiliki Kepulauan Takabonerate di Sulawesi Selatan, yang merupakan gugusan karang atol terbesar ketiga di dunia setelah atol Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Perairan samudera di sekeliling Indonesia juga memiliki potensi yang diakui di dunia internasional. Laut di Kepulauan Mentawai, oleh para berbagai organisasi selancar air ditetapkan sebagai tempat yang memiliki ombak terbaik ketiga setelah Hawai dan Tahiti.

Kepulauan Mentawai merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Mentawai berada pada jarak 150 km di lepas pantai Pulau Sumatera. Kabupaten seluas 601 km² ini didiami oleh 64.235 jiwa yang sebagian besar adalah masyarakat asli. Kepulauan Mentawai terdiri dari 213 pulau dengan 4 pulau utama yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beribukota di Tua Pejat, Kabupaten Mentawai terbagi menjadi 4 kecamatan dan 40 desa.

Hingga saat ini, sebagian besar wilayah daratan Kepulaun Mentawai masih berupa hutan. Karena telah melalui sejarah geologis yang panjang, Mentawai memiliki beberapa spesies endemik yang dilindungi. Tercatat ada duapuluh spesies endemik yang hidup di kepulauan ini. Empat diantaranya adalah primata, yaitu Simakobu atau monyet ekor babi (Simias concolor), Bilou atau siamang kerdil (Hylobates klossii), Joja atau lutung Mentawai (Presbytis potenziani), Bokkoi atau beruk Mentawai (Macaca siberut).

Untuk melindungi keberadaan berbagai spesies endemik tersebut, setengah bagian wilayah Mentawai telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Siberut. Keberadaan Taman Nasional dan hutan hujan yang asri di kepulauan ini secara langsung mendukung berbagai kehidupan di pantai dan laut, termasuk sektor pariwisata. Selama ini, banyak turis yang datang untuk menikmati berbagai atraksi di wilayah pantai juga sangat terkesan akan keaslian dan keasrian hutan Mentawai.

Kepulauan Mentawai memiliki garis pantai sepanjang 758 km. Potensi utama Kepulauan Mentawai adalah ombaknya yang bergulung-gulung dan sangat sesuai untuk dijadikan tempat selancar air (Surfing). Potensi Kepulauan Mentawai ini mulai terungkap ketika pada pertengahan 90-an, beberapa peselancar asal Australia berkunjung dan melihat ombak yang belum pernah mereka sangka ada di Mentawai. Para peselancar tersebut akhirnya menyebarluaskan penemuan dan beberapa dari mereka bahkan mendirikan beberapa resort pantai untuk melayani wisatawan manca yang ingin berselancar di Mentawai.

Posisi geografis Kepulauan Mentawai di lepas pantai Sumatera Barat memberi keuntungan tersendiri bagi pengembangan wisata olahraga ekstrem. Letaknya yang langsung Menghadap Samudera Hindia menganugerahi Kepulauan Mentawai ombak yang konsisten sepanjang tahun. Waktu antara April-Agustus yang bertepatan dengan libur musim panas di Eropa adalah waktu yang paling baik untuk berselancar.

Pada musim tersebut, ombak Mentawai bisa mencapai tinggi enam meter dan hal ini merupakan yang paling dicari oleh para peselancar air. Kepulauan Mentawai tercatat memiliki 400 titik selancar yang sering dijadikan lokasi berselancar oleh para surfer. Dari 400 titik selancar, 23 titik diantaranya memiliki ombak berskala internasional. Daerah tersebut tersebar antara lain di daerah Nyang-Nyang, Karang Bajat, Karoniki, Pananggelat dan Mainuk (Pulau Siberut), Katiet Basua (Pulau Sipora) dan Pagai Utara (Pulau Sikakap).

Pengakuan yang diberikan oleh dunia internasional pada ombak mentawai bisa dilihat dari even selancar yang diadakan di kepulauan ini. Tiap tahun, Mentawai ditunjuk sebagai penyelenggara World Champions Surfing Series atau Seri Kejuaraan Dunia Selancar Air yang dijadwalkan tiap bulan Agustus. Dengan adanya kejuaraan ini, Mentawai bisa menjaring 3000 wisatawan asing pada 2007. Sebanyak 60% dari wisatawan yangdatang berasal dari Australia, 39% dari Amerika Serikat, dan sisanya dari Eropa, dan Asia. Tiap wisatawan rata-rata menghabiskan US$ 2.500 selama berselancar di Mentawai.

Untuk menjamin kenyamanan dan keamanan para peselancar, pengelola dan pemerintah daerah mengadakan beberapa fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang yang paling signifikan adalah ditetapkannya 60 spot ombak eksklusif yang tersebar di berbagai sudut pulau. Spot ombak eksklusif adalah tempat selancar yang dibatasi pemakainya maksimal 10 orang. Hal ini untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi ketika peselancar bertabrakan sewaktu beraksi.

Selain menetapkan spot ombak eksklusif, pengelola juga mendirikan resor-resor pantai dan berbagai fasilitas pendukung lain untuk mejamin kenyamanan wisatawan. Diantara resor yang ada di Kepulauan Mentawai, terdapat nama-nama antara lain Makaroni di Pulau Silabu, Kandui di Pulau Nyang Nyang, Saraina Kota Mentawai, serta Alloyta di Pulau Simakakang, dan Surfing Ground di Katiet. Selain penginapan bernuansa resort, restoran, bar, yang didesain khas Mentawai.

Saat ini, Mentawai dapat diakses melalui dua jalur yaitu jalur laut dan udara., Mentawai dapat dicapai dengan kapal cepat selama 4 jam atau feri antarpulau selama 10 jam. Selain itu tersedia 46 kapal pesiar mini yang bisa disewa selama berada di Mentawai. Setelah sempat ditutup pada Maret 1999, penerbangan rute Padang-Mentawai kembali dibuka pad 2007. Penerbangan Bandara Minangkabau-Bandara Rokot yang menempuh waktu 35 menit ini dilayani tiap Selasa dan Kamis oleh Sabang Merauke Air Charter (SMAC). (Rob/130508)

Sumber: Dari segala sumber


Berselancar di Kepulauan Mentawai


Kepulauan Mentawai terkenal dengan keindahan pantainya.
Ombaknya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan selancar.
Selancar merupakan ikon kepulauan Mentawai yang telah dikenal di
seluruh dunia.
Beberapa kali telah digelar kompetisi surfing internasional di sini.
Tidak kurang dari 400 "Spot Surfing" (titik selancar)
yang dapat dijadikan lokasi berselancar.
Aktivitas selancar bisa dilakukan di beberapa pantai yang
terdapat di kepulauan Mentawai.
Adapun pantai-pantai tersebut adalah:
Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karoniki,
dan Pantai Pananggelat Mainuk yang
semuanya terletak di Kecamatan Siberut Selatan.
Selain di Kecamatan Siberut Selatan, di Kecamatan Sipora
juga terdapat beberapa pantai seperti
Pantai Katiet Bosua dan Pantai Selatan.
Sedangkan di Kecamatan Pagai Utara terdapat Pantai Barat.
Keistimewaan Laut Mentawai,mulai dari ombak hingga
dasar lautnya memiliki kekayaan dan potensi yang fantastis.
Gulungan ombak besar yang beberapa diantaranya masuk
dalam kategori extreme,menjadikan Mentawai sebagai
salah satu objek wisata selancar yang digemari di dunia.
Olah raga selancar biasanya dilakukan pada
bulan April sampai bulan Oktober.
Mengingat, pada bulan-bulan tersebut ombak di kepulauan Mentawai
mencapai titik puncaknya dan para peselancar bisa manfaatkannya
untuk kegiatan berselancar.
Sedangkan pada bulan November sampai bulan Maret,
ombak di kepulauan Mentawai tidak begitu tinggi,
sehingga tidak cukup menantang untuk digunakan kegiatan berselancar.
Lokasi Kegiatan berselancar ini berlokasi di 3 kecamatan,
diantaranya adalah Kecamatan Siberut Selatan,
Kecamatan Sipora dan Kecamatan Pagai Utara yang masuk
dalam Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Indonesia.
Lokasi objek wisata selancar ini dapat dijangkau dengan
kapal motor dan pesawat perintis.
Jika menggunakan kapal, perjalan ditempuh selama 14 jam
dengan rute Padang- Sipora-Muara Siberut dengan biaya
kira-kira antara Rp. 200.000-Rp. 300.000,- per orang (Februari 2008).
Untuk memasuki Kepulauan Mentawai para wisatawan bisa menggunakan
jasa pemandu atau menggunakan jasa operator tour.
Untuk penginapan, di Kepulauan Mentawai tersedia
penginapan di sepanjang pinggir pantai